Gejala lain yang ada dapat digunakan untuk membuat diagnosis diferensial:
• sakit tenggorokan: infeksi mononuldeosis, streptokokus grup A, pertusis, mikoplasma, psitakosis, atau Q fever;
• koriza: infeksi virus;
• nyeri pleuritik (nyeri tusuk): umumnya pada pneumonia, tetapi lebih sering pada infeksi pneumokokus;
• nyeri pleuritik (difus): infeksi mikoplasma;
• gejala intestinal, mual, muntah, diare, nyeri abdomen: legionella;
• mual berat: Q fever, tularemia, psitakosis, atau legionella;
• malaise berat: mikoplasma, psitakosis, atau Q fever;
• sakit kepala berat: mikoplasma, legionella, infeksi virus, Q fever, atau tularemia;
• mialgia: mikoplasma, infeksi virus, Q fever, atau tularemia.
• gejala yang tiba-tiba timbul dan langsung berat: Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, bakteri Gram negatif, Yersinia pestis dan Coxiella burnetti;
• gejala yang timbulnya lambat (insidious): biasanya pneumonia atipikal;
• tidak ada produksi sputum: proses interstisial, mis., mikoplasma, infeksi virus;
• produksi sputum sedikit: pneumonia fase awal atau terdapat dehidrasi;
• rusty sputum, seperti karat besi: infeksi pneumokokus;
• “currant” jelly seperti batu-bata: klebsiella; dan
• sputum berbau busuk: pneumonia aspirasi, infeksi anaerob.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar